Pada tahun 1962 anak-anak yang belajar di SMP tepatnya SMP 48 Kebayoran Lama Jakarta hanya dapatberlangsung 2 atau 3 bulan, lalu mereka keluar dan tidak dapat meneruskan lagi. Pada umumnya anak-anakyang tinggal di daerah Ciledug hanya dapat belajar di bangku Sekolah Dasar ( SD ).
Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya sebagai berikut :
- Perjalanan atau jarak tempuh terlalu jauh
- Dengan menggunakan sepeda
- Jalan Raya Ciledug menuju Kebayoran Lama belum di aspal, berbentuk tanah, berlubang-lubang, licin dan becekapabila hujan
- Sampai ke sekolah menjadi terlambat
- Ekonomi orangtua atau masyarakat relatif masih memperihatinkan
Melihat keadaan yang seperti itu, menimbulkan rasa keprihatinan yang dalam dari seorangtokoh masyarakatCiledug yang bernama Bapak Asyik. Lalu beliau menghampiri dan menegurBapak Syafei seorang yangmempunyai latar belakang pendidikan guru.
Mereka yang tidak dapat meneruskan pendidikan itu, dikumpulkan oleh Bapak Asyik sebanyak20 orang.Mereka diperlihatkan kepada Bapak Syafei untuk diambil langkah berikutnya. Lalumereka dikumpulkan diGedung Sedkolah Dasar ( SD ) 01 Sudimara Ciledug ( GedungSD peninggalan Bangsa Belanda ).
Mereka pada akhirnya dapat belajar dengan fasilitas tempat menumpang di GedungSD tersebut. Waktubelajar siang hari, Kegiatan Belajar dibawah bimbingan guru ( seorangpengajar ) Bapak Syafei dan diberikantiga mata pelajaran yaitu :
- Aljabar
- Ilmu ukur dan
- Bahasa Inggris
Suka dan duka dalam proses belajar sering mengalami hambatan, di antaranya ruang belajar(kelas) masihterkunci dan kuncinya disimpan oleh Kepala Sekolah. Alasan KepalaSekolah karena sudah banyak kunci pintuyang dirusaknya.
Tahun-tahun berikutnya, tepatnya pada tahun kedua Animo kesadaran masyarakat setempat(Ciledug)tampak meningkat. Hal itu dapat terelihat dengan bertambah besarnya jumlah siswakelas satu yangmencapai 80 orang.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar mulai tahun-tahun pertama sampai tahunyang berakhir hambatanekonomi yang terasa dirasakan baik oleh siswa maupun oleh guru ( Bapak Syafei ). Namun demikian berhasilpula mengikutsertakan 9 orang siswa untukmengikuti ujian kepada Panitia Ujian yang berada di Tangerang. Dan yang dinyatakan lulusberjumlah 8 orang
Dalam bidang politik, dewan guru dan siswa bergantung dalam ormas KAPPI menumpasGerakan Aksi G.30 s./PKI tahun 1965. Pengadaan sarana (gedung) tempat belajar tahap demitahap terus diupayakan, agar parasiswa tidak belajar di tempat yang memprihatinkan.Tanggal 5 Juli 2004 berdasarkan
SK PLP Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 1147 A/c3/SK/2004SMP NEGERI 3 TANGERANG
mendapat predikat
SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)
Menurut Kepala Sekolah dengan predikat SSN ini cukup memacu semangat, baik siswa maupunpara guruuntuk berusaha dan akan terus berusaha mewujudkan sekolah sesuai denganfungsinya sebagai PusatPengembangan Logika, Etika dan Estetika melalui Peningkatan Saranadan Prasarana seperti RehabilitasiGedung dan Pembentukan Moving Class, menciptakanlingkungan Belajar yang kondusif bagi terwujudnyaProses Pembelajaran yang lebih bermaknaserta peningkatan kinerja guru melalui berbagai pelatihan sepertiCTL dan KBK
SK PLP Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 1147 A/c3/SK/2004SMP NEGERI 3 TANGERANG
mendapat predikat
SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)
Menurut Kepala Sekolah dengan predikat SSN ini cukup memacu semangat, baik siswa maupunpara guruuntuk berusaha dan akan terus berusaha mewujudkan sekolah sesuai denganfungsinya sebagai PusatPengembangan Logika, Etika dan Estetika melalui Peningkatan Saranadan Prasarana seperti RehabilitasiGedung dan Pembentukan Moving Class, menciptakanlingkungan Belajar yang kondusif bagi terwujudnyaProses Pembelajaran yang lebih bermaknaserta peningkatan kinerja guru melalui berbagai pelatihan sepertiCTL dan KBK
Saat ini SMP Negeri 3 Tangerang diasuh oleh 60 Guru PNS, 9 Guru Honorer, 23 orang StafTata Usaha yangdiantaranya 5 orang PNS dengan dengan jumlah 32 Rombongan Belajar(Rombel) yaitu :
- 11 Rombel Kelas 7
- 11 Robel Kelas 8
- 10 Rombel Kelas 9
pada Tahun Pelajaran 2011/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar